RINGKASNEWS.ID - Pemerintah Kabupaten Cirebon (Pemkab) terus meningkatkan upaya pemulihan pascabanjir yang melanda enam kecamatan dan 15 desa yang berdampak pada ribuan warga serta infrastruktur penting.
Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya mengungkapkan, hingga saat ini, upaya penanganan difokuskan pada pemulihan kondisi warga dan fasilitas umum yang rusak.
"Banjir mempengaruhi 10.820 jiwa dari 3.125 kepala keluarga (KK). Meski sempat ada 136 warga yang mengungsi, mereka sudah kembali ke rumah masing-masing. Namun, penanganan tetap berlanjut untuk memastikan kondisi normal kembali,” ujarnya, Senin (20/1/2025).
Menurut Wahyu, fokus utama saat ini adalah distribusi bantuan, layanan kesehatan, dan pembersihan area terdampak.
“Kami bekerja sama dengan TNI, Polri, serta instansi terkait lainnya, termasuk Damkar, DLH, dan BPBD,” jelasnya.
Wahyu mengatakan, salah satu pencapaian yang telah dilakukan adalah perbaikan infrastruktur mendesak, seperti jembatan yang sebelumnya rusak.
“Jembatan sudah bisa dilalui kembali, sehingga aktivitas masyarakat tak lagi terganggu,” kata Wahyu.
Namun, untuk perbaikan besar, seperti Bendung Canggung, Jembatan Sumber, dan tembok penahan tanah (TPT), diperlukan koordinasi lebih lanjut dengan Forkopimda dan pemerintah pusat. Pembahasan terkait anggaran dan rencana teknis pun terus dilakukan.
“Kami masih mempertimbangkan untuk menetapkan status tanggap darurat. Ini memerlukan analisis mendalam berdasarkan data di lapangan,” tambahnya.
Sementara itu, anggaran darurat dan bantuan dari Kementerian Sosial serta Dinas Sosial sedang dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Lebih lanjut, program Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni) akan dimaksimalkan untuk memperbaiki rumah warga terdampak.
“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat yang terkena dampak tidak hanya kembali pulih, tetapi juga lebih siap menghadapi potensi bencana di masa depan,” pungkasnya.