RINGKASNEWS.ID - Ratusan siswa kelas 12 SMAN 7 Kota Cirebon bersama orang tua mereka menggelar aksi protes di depan sekolah pada Senin (3/2/25).
Mereka menuntut kejelasan dari pihak sekolah setelah banyak siswa gagal mendaftar dalam Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) akibat dugaan kelalaian administrasi.
Salah satu siswa mengungkapkan kekecewaanya. Menurutnya, perjuangan selama tiga tahun menjadi sia-sia karena tidak bisa mengikuti SNPMB.
"Kami sudah belajar keras, tapi malah tidak bisa mendaftar. Kami merasa dirugikan," ujarnya.
Kepala SMAN 7 Kota Cirebon, Iman Setiawan menjelaskan, keterlambatan finalisasi data menjadi penyebab utama permasalahan ini.
Ia menyebutkan bahwa pihak sekolah telah menginput nilai rapor siswa ke dalam sistem, tetapi mengalami kendala teknis saat proses akhir pendaftaran.
"Kami terus berusaha mengakses sistem hingga batas akhir yang ditentukan, tetapi tetap mengalami kendala. Kami sudah mengirim perwakilan ke Jakarta untuk mencari solusi," jelasnya.
Sementara itu, staf kesiswaan SMAN 7, Rachmasari mengungkapkan, sekolah telah menjalankan seluruh tahapan pendaftaran sesuai prosedur.
"Namun, adanya perubahan data akibat pengunduran diri beberapa siswa menyebabkan keterlambatan dalam finalisasi," ungkapnya.
Orang tua siswa, yang turut hadir dalam aksi protes, menuntut tanggung jawab dari pihak sekolah. Tono, salah satu orang tua, menegaskan bahwa masa depan anak-anak mereka tidak boleh terhambat karena kelalaian administratif.
"Kami ingin sekolah memberikan solusi nyata. Jangan sampai anak-anak kami kehilangan kesempatan masuk perguruan tinggi," katanya.
Saat ini, pihak sekolah masih menunggu keputusan dari panitia SNPMB di Jakarta. Para siswa dan orang tua berharap ada solusi yang memungkinkan mereka tetap dapat mengikuti seleksi perguruan tinggi.