RINGKASNEWS.ID - PT KAI Daop 3 Cirebon mengadakan kampanye bertajuk "Dare To Lead And Speak Up" pada Kamis (12/9) di Stasiun Cirebon. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan pelecehan dan kekerasan seksual di transportasi publik, khususnya kereta api.
Diskusi ini menyoroti langkah-langkah yang bisa diambil korban pelecehan seksual, serta upaya yang telah dilakukan KAI untuk mencegah insiden tersebut di lingkungan stasiun dan perjalanan kereta api.
Psikolog Vivi Ade Cerliana, salah satu narasumber, menekankan pentingnya keberanian untuk melapor.
"Korban harus berani berbicara dan melapor, karena mereka dilindungi oleh undang-undang," ungkapnya.
Selain itu, ia berharap upaya yang dilakukan KAI dapat menjadi contoh bagi moda transportasi lain dalam mencegah pelecehan seksual.
Rizky Afrida, Manager Angkutan Penumpang KAI Daop 3 Cirebon, menegaskan, KAI telah melakukan berbagai upaya pencegahan, termasuk peningkatan pengamanan dengan pemasangan CCTV di stasiun dan dalam rangkaian kereta.
"Kami siap memberikan dukungan penuh kepada korban, termasuk pendampingan dalam proses hukum," jelas Rizky.
Dalam acara tersebut, Vice President KAI Daop 3 Cirebon, Dicky Eka Priandana, menegaskan bahwa KAI akan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku pelecehan seksual.
"Salah satu kebijakan yang diterapkan adalah memasukkan pelaku ke dalam daftar hitam (blacklist) agar tidak bisa lagi menggunakan layanan kereta api," ucapnya.
Selain talkshow, kampanye ini juga diisi dengan berbagai kegiatan edukasi, seperti pembagian stiker, pemasangan poster, dan penandatanganan petisi Anti Pelecehan dan Kekerasan Seksual oleh para peserta.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan komunitas, mahasiswa dari berbagai universitas di Cirebon, serta komunitas pencinta kereta api.
"Dengan adanya kampanye ini, diharapkan masyarakat semakin peduli dan berani melaporkan jika terjadi tindakan pelecehan seksual," tutup Dicky.